Sistem Energi Anaerobik dan Aerobik
Energi merupakan prasyarat penting untuk suatu unjuk kerja fisik selama berlatih dan bertanding. Jumlah energi dalam tubuh secara akumulatif sangat banyak dan tidak terbatas. Kondisi inilah yang memungkinkan manusia dapat bekerja kapan saja dan di mana saja dalam waktu yang realatif lama. Cadangan energi dalam tubuh digunakan untuk kontraksi otot, aktivitas sel dan pemeliharaan sistem fungsional tubuh.
Penipisan jumlah cadangan energi dapat mengganggu sistem kerja faal manusia, terutama pada saat melakukan latihan olahraga. Berkenaan dengan itu kebutuhan energi olahraga harus disuplai secara bertahap melalui asupan makanan yang bergizi dengan volume yang cukup.
Energi menurut Mathews dan Fox (1988) diubah dari bahan makanan (karbohidrat, lemak dan protein) yang dikonsumsi menjadi suatu ikatan energi tinggi yang dikenal dengan Adenosin Triphospat (ATP) yang disimpan di dalam otot. Seperti namanya ATP terdiri dari satu molekul adenosin dan tiga molekul phospate.
Energi yang digunakan untuk kontraksi otot, diperoleh dengan cara mengubah ATP bertenaga tinggi ke Adenosin Diphospate(ADP) + Phospate(P). Sewaktu satu molekul phospate dipecah, maka ADP+P dibentuk dari ATP dan energi dilepaskan. Persediaan ATP dalam sel otot sangat terbatas, walaupun begitu suplai ATP harus berkesinambungan untuk mempertahankan dan memudahkan aktivitas fisik secara berkelanjutan.
- Sistem ATP-PC
- Sistem asam laktat
- Sistem oksigen (O2).
- Sistem energi anaerob
- Sistem energi aerob.
Gambar 1.3 Sistem Energi (Mathews dan Fox, 1988) |
Seperti telah disebutkan bahwa untuk bergerak tubuh manusia memerlukan energi yang dihasilkan melalui sebuah sistem energi, yaitu: sistem energi anaerobik dan aerobik.
1. Sistem Energi Anaerobik
Sistem energi anaerobik selama proses pemenuhan energinya tidak memerlukan bantuan oksigen, namun menggunakan energi yang tersimpan di dalam otot.
- Sistem Anaerobik Alaktik merupakan sumber energi diperoleh dari pemecahan ATP dan PC yang tersedia dalam tubuh tanpa menimbulkan terbentuknya asam laktat. Proses pembentukan energi sangat cepat, namun hanya mampu menyediakan energi sangat sedikit untuk aktivitas sangat singkat.
- Sistem Anaerobik Laktik merupakan sumber energi diperoleh melalui pemecahan glukosa darah dan glikogen otot lewat glikolisis anaerobik. Sistem ini selain menghasilkan energi juga menimbulkan terbentuknya asam laktat. Proses pembentukan energi berjalan cepat, dapat digunakan untuk aktivitas singkat.
2. Sistem Energi Aerobik
Sistem energi aerob dalam proses pemenuhan kebutuhan energi untuk bergerak memerlukan bantuan oksigen yang diperoleh dengan cara menghirup udara yang ada di sekitar dan diluar tubuh manusia melalui sistem pernapasan.
Sistem energi Aerobik untuk menghasilkan energi memerlukan oksigen, bahan baku berupa glukosa dan glikogen melalui glikolisis aerobik, selain itu untuk aktivitas yang lebih lama dipergunakan sumber energi lemak dan protein.
Tabel Sistem Energi pada aktivitas fisik
Sistem Energi | Durasi (Dtk) | Sumber Energi | Observasi |
---|---|---|---|
Anaer. Alaktik | 1 - 4 | ATP | - |
Anaer. Alaktik | 4 - 20 | ATP, PC | - |
Anaer. Alaktik + Anaer. Laktik | 20 - 45 | ATP, PC, Glukosa | Terbentuk asam laktat |
Anaer. Laktik | 45 - 120 | Glikogen | Asam laktat berkurang |
Anaer. Llaktik | 120 > | Glikogen, Lemak | Penggunaan lemak semakin meningkat |
Cabang Olahraga | Anaerobik Alaktik (%) | Anaerobik Laktik (%) | Aerobik (%) |
---|---|---|---|
Atletik : 100 M Atletik : 5000 M Atletik : 10000 M |
49,5 10 5 |
49,5 20 15 |
1,0 70 80 |
Basket | 80 | 20 | 0 |
Baseball | 95 | 5 | 0 |
Dayung | 2 | 15 | 83 |
Bola Voli | 40 | 10 | 50 |
Judo | 90 | 10 | 0 |
Sepakbola | 60 - 80 | 20 | 0-10 |
Tenis Lapangan | 70 | 20 | 10 |
Menembak | 0 | 0 | 100 |
Tubuh atlet tidak hanya mampu untuk memanfaatkan satu sistem energi saja, tetapi juga mampu memanfaatkan ketiga sistem energi tersebut dalam berolahraga. Cabang olahraga yang berbeda membutuhkan kerja otot yang berbeda dengan jumlah keterlibatan otot yang berbeda pula. Sebagai akibatnya sistem energi yang berperan juga berbeda. Jenis serabut otot yang digunakan atau terlibat pada gerak yang dilakukan tubuh menentukan sistem energi yang dipakai.
Kalau program latihan dibuat dengan teliti untuk meningkatkan kemampuan otot tertentu dengan sistem kerja energi tertentu, akan terjadi perbaikan/ peningkatan prestasi.
Contoh berikut ini menjelaskan peranan sistem energi dan nomor pertandingan. Pelari marathon menyelesaikan lombanya dengan energi aerobik (hampir seluruhnya), sedangkan sprinter yang jarak lombanya 100 sampai 400 meter lebih tergantung pada sumber energi anaerobik.
Atlet di cabang olahraga permainan menggunakan sumber energi gabungan dan harus cepat pulih kembali sesudah kegiatan yang berat, yang dilakukan berulang kali dalam satu pertandingan.